PENDAHULUAN
Banjir adalah luapan air yang merendam tanah, dan dapat menyebabkan kerusakan pada alam dan bahkan dapat mengakibatkan hilangnya nyawa. Peta bahaya banjir adalah alat yang berguna untuk merencanakan arah pertumbuhan kota di masa depan, dan biasanya digunakan untuk mengidentifikasi daerah yang rawan banjir. Sistem informasi geografis (SIG) dan teknik penginderaan jauh (RS) telah membuat kontribusi yang signifikan dalam analisis bahaya alam. Analisis keputusan multi-kriteria (MCDA) telah diakui sebagai alat penting untuk menganalisis masalah keputusan yang kompleks, yang sering melibatkan data atau kriteria yang tidak dapat dibandingkan. Metode MCDA dapat digunakan untuk mengintegrasikan tujuan teknis, lingkungan dan sosial ekonomi untuk mencapai keputusan yang optimal.
METODOLOGI
HASIL
Area tergenang ( Model hidrolik) dan hampir Punah ( berdasarkan MCDA )
a. Periode pengembalian 50 tahun
b. Pembuangan periode kembali 100 tahun
Peta kedalaman banjir yang di stimulasikan
a. Periode pengembalian 50 tahun
b. Periode pengembalian 100 tahun
KESIMPULAN
Terdapat 4 parameter untuk menentukan zona bahaya banjir yaitu jarak ke saluran pembuangan, penggunaan lahan, ketinggian dan kemiringan lahan. Selai itu, model hidrolik HEC-RAS dapat digunakan untuk mensimulasikan area yang tergenang menggunakan geometri lintas-bagian saluran, koefisien kekasaran Manning dan debit puncak sebagai input model. Keluaran dari HEC-RAS dan DEM digunakan untuk menyediakan peta banjir 50 dan 100 tahun yang tergenang. Baik peta zonasi bahaya banjir dan peta genangan banjir 50 dan 100 tahun dilapis dan dibandingkan. Oleh karena itu teknik AHP dan GIS dapat menjanjikan untuk membuat prediksi yang cukup andal untuk tingkat banjir dan dapat disarankan untuk penilaian potensi bahaya banjir khususnya didaerah tanpa data.
No comments:
Post a Comment